Pembelajaran
Bahasa Indonesia yang Menyenangkan di
SD Kanisius
Kurmosari
Bagi sebagian orang mendengar belajar Bahasa Indonesia adalah hal yang membosakan
dan mungkin menjenuhkan, karena yang
dibahas hanya yang itu-itu saja. Mereka sering menganggap remeh dengan berpikir
bahwa Bahasa Indonesia itu mudah. Tapi kenyataannya belum tentu demikian,
bahkan nilai kelulusan rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia termasuk
rendah dibandingkan mata pelajaran yang lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh
banyak faktor, salah satunya pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang
terkesan “monoton” dan membosankan. Selain faktor pembelajaran di sekolah,
murid menganggap Bahasa Indonesia mudah karena merupakan bahasa nasional yang
sudah biasa mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran yang ada sekarang biasanya bersifat memberi materi saja
tanpa memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi atau melakukan praktek secara
langsung agar mengerti. Siswa akan merasa bosan karena merasa hanya “dijejali”
materi yang sering kali diberikan dengan metode ceramah.
Siswa SD Kanisius Kurmosari merasa belajar bahasa
Indonesia mungkin hal yang ditunggu-tunggu bagi mereka, ada hal-hal yang baru
yang mereka pelajari setiap kali mereka mendapatkan materi baru, tentu saja
dalam hal ini yang dituntut kreatif lebih adalah siswa. Kenapa hal tersebut sangat ditunggu-tunggu siswa?
Jawabannya mudah saja, karena sebelum guru memberikan materi, guru menciptakan
suasana menyenangkan yang menjadikan siswa menyukai Bahasa Indonesia. Semua hal
yang diawali dari senang menjadi suka berakhir dengan pemahaman yang tidak
sekadar kewajiban memahami sebuah ilmu.
Contoh yang terjadi pada pembelajaran materi drama,
secara tidak langsung materi drama sangat menyenangkan, semua siswa menyukainya
karena dalam penyampaianya guru bisa memberi contoh dengan bermain peran.
Selanjutnya siswa dibuat secara berkelompok untuk membuat naskah drama dan
mempraktikkannya di depan kelas dan dilihat oleh temannnya. Ternyata cara ini
sangat disukai banyak siswa materi drama yang guru sampaikan dapat dipahami
dengan jelas oleh setiap siswa. Cara lain dalam menyampaikan unsur cerita yaitu
guru bercerita dengan berolah vocal seperti yang banyak diajakan di Taman kanak-kanak, guru bisa meminta bantuan dari siswa
untuk bercerita. Pada materi puisi, guru mengangkat tema pemandangan siswa
dipancing membuat puisi menurut pengetahuan mereka tentang pemandangan. Siswa
diajak keluar dari ruang kelas mungkin lebih enak di halaman sekolah, tetapi
kalau di SD Kanisius Kurmosari diajak di Susteran karena pemandangan di sana
cukup indah, sehingga memudahkan siswa untuk memahami dan membuat puisi yang
bertemakan pemandangan.
Bukan hanya pada puisi, hal yang sama dapat dilakukan
pada materi lainnya. Saat menerangkan materi penggunaan di sebagai
kata depan atau awalan, guru dapat menggunakan lirik lagu “Di sini senang di sana senang” agar siswa
mudah memahami materi. Tentunya siswa akan lebih tertarik belajar Bahasa
Indonesia jika mereka juga diajak menyanyi, karena akan menghilangkan kebosanan.
Dalam pembelajaran, jika seorang siswa sudah merasa bosan atau bahkan tidak
memperhatikan materi yang diajarkan, guru hendaknya melakukan tindakan dengan
bertindak kreatif. Tindakan tersebut seperti modifikasi metode pembelajaran,
siswa bukan hanya belajar dalam kelas saja tetapi juga di luar kelas,
menggunakan media lagu, semua itu akan meningkatkan minat belajar Bahasa
Indonesia. Tetapi bukan berarti media menentukan keberhasilan suatu pengajaran
guru, tetapi bagaimana cara kita dalam menyampaikan materi yang kreatif dan
menarik bagi siswa.
Feronika Tri W.
SD Kanisius Kurmosari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar