50 th Romo Leonard Smit
dalam Serikat Jesus
Setengah
abad bukanlah waktu yang singkat bagi seseorang dalam menapaki perjalanan
kehidupannya, diperlukan semangat, kesabaran, kekuatan, ketekunan, kesetiaan
dan pantang menyerah. Demikian pula ada seorang anak manusia yang telah
menentukan pilihan meninggalkan keluarga yang dicintai dan kota kelahirannya,
Belanda serta mengabdikan hidupnya sebagai pelayan dan pewarta Sabda Allah.
Dialah Romo Leonard Smit SJ yang telah tulus ikhlas mengabdikan diri dalam Serikat
Jesus.
Tepat
tanggal 7 September 2012 genaplah 50 tahun beliau berkarya dengan setia dalam Serikat Jesus.
Sebagai
ungkapan rasa syukur komunitas SJ di Gereja St. Yusup Gedangan dan atas
perkenannya Rm. Smit maka komunitas tersebut mengadakan Perayaan Ekaristi
Syukur pada hari Sabtu, 8 September 2012 lalu dengan komandan Rm. Aria Dewanto SJ.
Perayaan misa tersebut dipimpin langsung oleh 5 orang Romo yang notabene
bertugas di paroki Gedangan, mereka adalah: Rm. Arko Sudiono SJ, Rm. Sigit
Widisana SJ, Rm. Agus Setiyono SJ, Rm. Aria Dewanto SJ, dan Rm. L. Smit SJ sendiri.
Selain
petugas liturgi yang berasal dari umat Paroki Gedangan, misa tersebut juga
dimeriahkan dengan alunan suara-suara merdu ‘malaikat-malaikat kecil’ SD
Kanisius Kurmosari yang tergabung dalam kelompok paduan suara “Beauty Voice”.
Beauty Voice boleh berbangga karena direquest
secara khusus oleh Rm. Smit untuk perayaan tersebut (perlu diketahui Romo Smit
juga salah satu romo yang sangat concern
dan mensupport kelompok-kelompok
paduan suara terutama paduan suara anak). Dengan waktu latihan kurang lebih satu
bulan siswa-siswi kelas 4 & 5 tersebut dapat memadukan suara mereka dengan
baik walaupun masih dibantu oleh para bapak/ibu guru. Sebagian besar umat yang
hadir adalah keluarga besar Yayasan Kanisius ; karyawan yayasan, para kepala sekolah,
bapak/ibu guru & karyawan sekolah-sekolah Kanisius, ini dikarenakan Rm.
Smit juga merupakan pimpinan Yayasan Kanisius.
Dalam
khotbahnya Romo Smit mengatakan ada 2 alasan yang membuat Romo Smit tetap bisa
bertahan sampai 50 tahun pengabdiannya, dengan setengah bercanda Romo Smit
mengutarakan alasan pertama yang menurut beliau “alasan yang suci banget”, sambil tertawa. “Alasan itu adalah karena
saya dipilih Tuhan, tetapi yang lebih penting adalah berkat Kuasa Allah dan
dukungan dari semua umat”. “Dan alasan yang kedua adalah empat buah tomat,
bingung tho…” kata beliau sambil tertawa lagi. Kemudian Romo Smit bercerita
tentang pengalaman beliau ketika pertama kali bertugas di Indonesia, saat itu
beliau ditempatkan di sebuah daerah yang sepi dan belum pernah mendapat Romo
orang asing. Namun lama kelamaan mereka bisa menerima kehadiran Romo Smit walau
belum mahir berbahasa Indonesia. Hal itu terlihat jelas pada waktu Romo Smit
berjalan-jalan di jalan desa, ada seorang wanita memanggil dan menyusul beliau,
kemudian memberikan empat buah tomat. Romo Smit membawa tomat itu pulang dan
berpikir kenapa beliau diberi empat buah tomat. Ternyata empat buah tomat itu dilambangkan
oleh warga sebagai tanda mereka menerima dengan senang hati dan berterima kasih
atas pelayanan yang diberikan oleh Romo Smit kepada mereka. Secara keseluruhan
perayaan ekaristi tersebut berlangsung khidmat, meriah dan penuh syukur.
Setelah
misa usai acara dilanjutkan dengan perjamuan ramah tamah sederhana dengan
mengajak seluruh umat yang hadir saat itu untuk bergembira bersama sambil
menikmati beberapa hidangan yang telah disiapkan oleh ibu-ibu warga paroki
Gedangan. Pada kesempatan itu pula Rm. Ari dan Rm. Agus menyampaikan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu
terselenggaranya perayaan misa dan acara ramah tamah tersebut. Dan kembali
kelompok paduan suara “Beauty Voice” unjuk kebolehan dengan menyanyikan 2 buah
lagu ; ‘Sorry Saja dan You Raise Me Up’. Tak ketinggalan pula 5 dara cantik
dari SMP Kanisius St. Yoris berlenggak lenggok menarikan tari kreasi
tradisional serta menampilkan pula 1 tarian modern. Setiap perjumpaan pasti
akan ada perpisahan, setiap acara pasti ada kenangan yang selalu akan diingat.
Semoga perayaan tersebut diatas akan menjadi kenangan indah tak terlupakan bagi
kita semua yang ambil bagian terutama Romo Leonard Smit SJ.
Harapan
kita bersama semoga Romo Smit tetap menjadi seorang romo yang selalu bersahaja,
sederhana dan rendah hati.
Proficiat Romo Smit! TERUSLAH BERKARYA DALAM KESEDERHANAANMU. Tuhan
memberkati.
Dianaria S.
SD Kanisius Kurmosari